Pages

Wednesday, November 16, 2011

7 Kiat Taktis Kelola Waktu

Seperti yang sudah Anda baca di artikel sebelumnya, pasti saat ini Anda telah bersedia untuk menjauhkan diri dari 10 penyebab terciptanya hari yang tidak produktif.

Tapi, apakah itu sudah cukup? Untuk menjadikan waktu kita lebih produktif, mari sediakan waktu untuk membaca dan menerapkan tulisan singkat tapi padat di bawah ini.

Tujuh aturan dasar dalam merencanakan hari:

1. Mencatat.

Catat seluruh aktivitas, tugas-tugas, janji-janji ke dalam perencanaan waktu Anda. Segera! Ini juga berlaku untuk tugas-tugas rutin dan yang terlihat sepele.

2. Rencanakan hari kerja Anda, malam hari sebelumnya.

Kiat taktis ini memudahkan kesadaran Anda untuk memasukkan kekuatan pribadi bekerja tanpa sadar, ketika Anda sedang tertidur. Selain itu, Anda pun terhindar dari tidur dengan ketakutan karena ketidaktahuan mengenai apa yang akan Anda hadapi di esok hari.

3. Aturlah waktu dan batasi.

Saat menggunakan uang, secara alami Anda akan berhati-hati dan penuh perhitungan dalam memaksimalkan penggunaannya. Mengapa tidak, terapkan hal yang sama dengan waktu Anda? Bukankah waktu jauuh lebih berharga daripada uang?

Hampir semua tugas berpeluang besar menyita sejumlah perhatian yang takterbatas. Inilah sebabnya, mengapa sangat penting mengatur batas waktu untuk setiap aktivitas. Wow, Anda pun masih ingat bahwa batas waktu kita buat bukannya untuk mengakhiri, melainkan untuk memulai aktivitas baru lainnya.

4. Jangan rencanakan hari Anda di saat-saat terakhir.

Sebuah jadwal harian realistis haruslah memasukkan apa-apa yang ingin Anda selesaikan. Tapi pastikan bahwa itu hanya berisikan hal-hal yang benar-benar mungkin dilakukan. Jangan pernah anggap remeh, banyaknya alokasi waktu yang akan terbuang untuk melakukan berbagai jenis aktivitas Anda. Seiring berjalannya waktu, pengalaman akan mempermudah Anda untuk segera putuskan, aktivitas apa yang dapat –dan yang tidak dapat– Anda rencanakan dengan realistis, ataupun Anda selesaikan pada waktu kerja.

5. Gabungkan tugas-tugas yang saling berkaitan ke dalam satu waktu yang sudah Anda sediakan.

Dengan menyediakan waktu Anda, Anda telah menyediakan hari Anda sebuah struktur perkiraan. Tapi, janganlah jadi budak dari jadwal Anda! Kerjakanlah aktivitas Anda dengan penuh kesadaran sembari pergunakan fleksibilitas Anda.

6. Fokuslah dengan prioritas Anda.

Selalu biasakan diri Anda dengan apa yang paling penting, bukan dengan apa yang paling mendesak! Tanyakan ke diri Anda, lagi dan lagi: “Apakah ini benar-benar penting? Apakah ini dapat membantu memenuhi cita-cita saya? Apa yang akan terjadi jika saya tidak melakukannya?”

7. Berkonsentrasilah kepada hal-hal positif.

Ingatkanlah diri Anda untuk senantiasa menyertakan keceriaan, kegembiraan, dan kesyukuran di setiap harinya. Sediakan waktu, untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan. Jaga kelenturan jiwa Anda dengan kesyukuran, dengan mewujudkan dalam aktivitas-aktivitas sosial yang membahagiakan.

Jika Anda merasa hidup terasa penuh, seperti kekurangan waktu, atau merasa kehilangan keseimbangan dalam hidup, periksa kembali, mungkin Anda mengambil porsi terlalu banyak untuk apa yang Anda anggap sebagai peran utama dalam hidup: kerja, serius, dan konsentrasi. Sepertinya Anda terlalu memaksakan diri sesibuk mungkin hingga lupa melihat bahwa hidup kita pun membutuhkan spontanitas-dan-kejutan kecil, sederhana, tetapi menyenangkan. Semisal: bermain, santai, dan riang gembira.

Anda pasti berhasil dalam jangka panjang, ketika Anda mampu menyeimbangkan kewajiban Anda dalam pekerjaan dengan berbagai aktivitas di luar peran Anda di pekerjaan.

Oh iya, sudahkah Anda benar-benar puas dengan produktivitas dari berbagai peran Anda saat ini?

Jika Anda menjawab “tidak” atas pertanyaan di atas, maka workshop yang tertera pada poster berikut ini, adalah yang Anda butuhkan.

Tertarik? KLIK pada gambar untuk lihat detailnya.

Thursday, April 14, 2011

Mengapa Memilih Sekolah Dengan Sistem Full Day?

Diah Utami L., S.Sn.*)

Menyambung tulisan buah pena Yoice Pauline P., S.Psi.,CTEI sebelumnya di situs ini, Memilih Sekolah Untuk Anak, yang disarikan dari makalah seminar berjudul : Memilih Sekolah Ideal Si Buah Hati, saya tergerak untuk mengembangkan tulisan tersebut dengan menyoroti satu sisi tertentu, yaitu kecenderungan untuk memilih sekolah dengan sistem full day sebagai salah satu alternatif positif untuk pendidikan anak.

Belakangan ini, sekolah-sekolah dengan sistem full day school semakin banyak didirikan. Konon, karena tuntutan orang tua zaman sekarang yang menghendaki demikian. Semakin diminatilah sekolah serupa ini.

Sebagai seorang guru yang juga mengajar di sekolah semacam ini, saya mencoba sedikit menganalisa, apa sih kebaikan dari sekolah dengan sistem seperti ini? Secara umum, yang tentu saja masih perlu penelitian lebih jauh, beberapa data dan fakta saya temukan dalam perjalanan selama lebih dari 12 tahun malang melintang sebagai pengajar di sekolah dengan sistem full day ini.

Pertimbangan ini bisa ditujukan untuk Anda sebagai orang tua murid yang berencana untuk menyekolahkan putra-putrinya, atau bagi Anda yang berminat untuk membaktikan diri sebagai tenaga pendidik di sekolah seperti ini, khususnya sekolah Islam full day.

Jam kerja orang tua, pasangan suami-istri yang ketat dengan beban pekerjaan kantor mereka masing-masing, membuat mereka merasa harus menitipkan pendidikan anak-anak mereka pada sebuah lembaga terpercaya. Full day school menjadi pilihan dalam mengakomodir kondisi tersebut. Anak pulang di sore hari, tak lama sebelum kedatangan orang tuanya. Masih cukup waktu untuk membersihkan diri, dan bersiap menyambut ayah dan/atau ibu dari kantor.

Dalam struktur keluarga masa kini, keberadaan pembantu Rumah Tangga seperti menjadi sebuah keharusan. Tugas mereka bukan hanya sekedar memasak dan membersihkan rumah, mencuci dan menyeterika, tapi berkembang hingga merapikan peralatan sekolah anak dan membimbingnya belajar. Tapi akankah pembelajaran bersamanya akan optimal? Dengan latar belakang pendidikan maksimal SMA sekalipun, akankah PRT punya otoritas/kapabilitas untuk membimbing anak belajar dan beribadah? Ataukah tak berdaya pada kekuasaan dan keinginan si anak, dan membiarkannya menonton TV, bermain game komputer, atau mengakses internet ke dunia maya?

Saat kegiatan anak terpusat di sekolah, mulai pukul 7.30 hingga pukul 4 sore, semua aktivitas sarat dengan nilai pendidikan.
Mulai dari ikrar pagi, guru sudah memandu siswa untuk fokus pada satu kegiatan saja. Dilanjut dengan doa pagi untuk memulai kegiatan pada hari itu, menggugah kesadaran siswa untuk selalu memulai segala aktivitas dengan memohon izin Allah. Semoga berkah.
Pembelajaran tentu saja disisipi dengan muatan moral aplikatif, semisal belajar menghargai pendapat orang lain, menyimak dengan baik, meminta izin untuk meminjam alat tulis teman, hingga meminta izin untuk minum di tengah-tengah waktu belajar.

Istirahat pagi digunakan untuk makan camilan sehat, diiringi kemauan untuk berbagi kepada teman. Pada kesempatan ini pun guru dapat mengenalkan berbagai jenis makanan ringan sesuai dengan apa yang dimakan anak, mengingatkan siswa untuk membuang sampah pada tempatnya, hingga membersihkan remah-remah ataupun bungkus makanan kecil yang mereka bawa. Siswa belajar bertanggung jawab.
Sedangkan istirahat siang digunakan untuk rehat sejenak dari aktivitas rutin, untuk shalat dan makan siang. Guru memimpin doa, atau bahkan murid yang bergiliran memimpin doa dan menjadi imam. Sebuah pembelajaran mengenai sistem nilai ibadah yang sangat baik bersama aplikasinya sekaligus.

Kegiatan makan siang pun perlu dimanfaatkan untuk mengingatkan siswa agar mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan, berupa ketersediaan makanan yang beragam dalam menu makan siang yang tinggal mereka makan. Siswa belajar bertanggungjawab untuk menghabiskan makanan di piring mereka dan mengembalikan wadah makanan yang telah kosong ke dapur.
Menjelang pulang, aktivitas sekolah ditutup dengan shalat asar. Guru mengingatkan siswa untuk juga melaksanakan shalat di rumah (maghrib, isya dan subuh keesokan harinya). Sebelum shalat, guru dapat mengulang hafalan surat pendek yang diajarkan di sekolah, atau menceritakan kisah berhikmah. Selain memperkaya batin siswa, hal ini juga membuat guru terus memacu diri untuk mencari ilmu, baik untuk materi cerita maupun metode bercerita. Bukankah ini akan jadi keuntungan bagi banyak pihak?

Jika sudah sedemikian banyak keuntungan yang ditawarkan pihak sekolah dengan sistem full day, pertimbangan apa lagi yang Anda pikirkan? Segera daftarkan putra-putri Anda di salah satu sekolah serupa. Investasi Anda dalam menyekolahkan putra-putri akan terbayar lunas, bahkan berpeluang hadiah/bonus ketika putra/putri Anda menjadi anak-anak shalih dan shalihat yang masih terus mendoakan Anda bahkan ketika Anda telah tiada sekalipun. Bukankah doa dari anak yang shalih akan terus mengalirkan pahala kepada orang tua yang telah mendidiknya?


*) [Penulis adalah guru sebuah sekolah Islam di Bandung. Tulisan ini dibuat dalam kapasitas pribadi untuk mengikuti sayembara penulisan opini parenting BJ-Consultant. Juri memutuskan tulisan ini memenangkan satu tiket kelas Gold dan yang bersangkutan telah menghadiri seminar parenting bersama Nanny 911 pada hari Sabtu, 5 Desember 2009 lalu. Isi dari tulisan sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis dan tidak mencerminkan kebijakan BJ-Consultant dalam hal pendidikan dan pengasuhan anak]

Dalam penerapan metode belajar aktif yang benar, siswa dan guru sama-sama aktifnya

Metode belajar aktif atau sekarang lumrah disebut sebagai metode PAKEM (pembelajaran kreatif, aktif dan menyenangkan) saat ini mulai dirasakan pentingnya dikalangan praktisi pendidik. Dikarenakan metode ini agaknya menjadi jawaban bagi suasana kelas yang kaku, membosankan, menakutkan, menjadi beban dan tidak membuat betah dan tidak menumbuhkan perasaan senang belajar bagi anak didik. Alih-alih membuat anak mau menjadi pembelajar sepanjang hayat yang terjadi malah kelas dan sekolah menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.

Dulu saya pernah mendengar sebuah lelucon mengenai metode belajar aktif di sekolah dasar. Saya tidak ingat detailnya tetapi yang saya ingat dengan baik adalah dalam metode belajar aktif yang terjadi adalah guru bermalas-malasan, sedangkan yang aktif justru muridnya. Murid diminta untuk mencatat, menyalin dan dibebani banyak sekali pekerjaan rumah. Dengan demikian ada kesalahan dalam menerjemahkan pendekatan pembelajaran. Tidak mungkin tercapai nuansa PAKEM apabila siswa dalam hal ini malah terbebani sedangkan guru juga tidak tentu arah dalam melaksanakan dan merencanakan pembelajaran dikelas.

Cara belajar siswa aktif adalah merupakan tantangan selanjutnya bagi para pendidik. Sebab ruh dari KTSP yang diberlakukan sekarang ini adalah pembelajaran aktif. Dalam pembelajaran aktif baik guru dan siswa sama-sama menjadi mengambil peran yang penting.

Guru sebagai pihak yang;
  • merencanakan dan mendesain tahap skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan di dalam kelas.
  • membuat strategi pembelajaran apa yang ingin dipakai (strategi yang umum dipakai adalah belajar dengan bekerja sama)
  • membayangkan interaksi apa yang mungkin akan terjadi antara guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.
  • Mencari keunikan siswa, dalam hal ini berusaha mencari sisi cerdas dan modalitas belajar siswa dengan demikian sisi kuat dan sisi lemah siswa menjadi perhatian yang setara dan seimbang
  • Menilai siswa dengan cara yang tranparan dan adil dan harus merupakan penilaian kinerja serta proses dalam bentuk kognitif, afektif, dan skill (biasa disebut psikomotorik)
  • Melakukan macam-macam penilaian misalnya tes tertulis, performa (penampilan saat presentasi, debat dll) dan penugasan atau proyek
  • Membuat portfolio pekerjaan siswa.

Siswa menjadi pihak yang;
  • menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir
  • melakukan riset sederhana
  • mempelajari ide-ide serta konsep-konsep baru dan menantang.
  • memecahkan masalah (problem solving),
  • belajar mengatur waktu dengan baik,
  • melakukan kegiatan pembelajaran secara sendiri atau berkelompok (belajar menerima pendapat orang lain, siswa belajar menjadi team player)
  • mengaplikasikan hasil pembelajaran lewat tindakan atau action.
  • Melakukan interaksi sosial (melakukan wawancara, survey, terjun ke lapangan, mendengarkan guest speaker)
  • Banyak kegiatan yang dilakukan dengan berkelompok.

Written by agusampurno

Januari 8, 2008 pada 1:26 am

Monday, March 28, 2011

Informasi Administrasi Siswa Baru 2011/2012


Pembayaran Bulan Juli :

  • Uang pendaftaran lunas
  • SPP bulan Juli
  • Uang gedung Rp. 500.000,- (tahap pertama)

Informasi lebih lanjut hubungi :
SDIT Buah Hati Cilacap (0282) 5509479
HP. 085 227 144 798

Sunday, March 27, 2011

Visi dan Misi

Visi :
 Mewujudkan Sekolah dasar Islam Terpadu percontohan nasional yang mampu menyiapkan dan mengembangkan siswa didik menjadi manusia yang sholeh dan berprestasi.

Misi
 Menyelenggarakan pembelajaran yang efektif, berorientasi mutu, berbasis moral spiritual, keilmuan dan ketrampilan hidup, sehingga mampu melahirkan pembelajar yang sholeh, cerdas dan mandiri.

Peranan Komite Sekolah :
 Komite Sekolah adalah asosiasi atau perkumpulan orang tua siswa, mitra sekolah yang kepengurusannya dibentuk berdasarkan kesukarelaan dan keikhlasan, disahkan dengan Surat Keputusan Kepala Sekolah.  Fungsinya memenuhi, meningkatkan kualitas sarana/prasarana pendidikan, kesejahteraan guru dan karyawan, memberikan saran-saran terhadap proses belajar mengajar, peningkatan kualitas lulusan dan melakukan berbagai kegiatan yang mendukung program sekolah.

Tenaga Kependidikan


  1. Tenaga guru adalah Sarjana yang berdedikasi dan mendidik dengan penuh kasih sayang.
  2. Konsultan pendidikan
  3. Management Quality Control (MQC) adalah siklus kontrol terhadap kualitas guru melalui kegiatan konsultasi, observasi mengajar dan feed back sehingga dapat menciptakan kreatifitas dan inovasi para guru.

Ciri Khusus Kurikulum

A. Kurikuler
Menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 ditambah 8 – 10 jam pelajaran al Quran setiap pekannya. Kurikulum diarahkan pada paradigma baru dunia pendidikan :
  • Perubahan proses dari teacher talking time  menjadi student talking time . dari teaching kepada learning  dimana fungsi guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber ilmu, lebih dari itu guru lebih berperan sebagai fasilitator, edukator, dinamisator, motivator, katalisator dan evaluator.  Siswa sebagai subyek dengan kegiatan presentasi, diskusi, riset, bermain peran, games, curah gagasan, mendisplai dan ketrampilan memproduksi hasil karya.
  • Penilaian otentik, penilaian proses yang mencakup keseluruhan kompetensi yang telah dipelajari siswa melalui kegiatan pembelajaran (ranah kognitif, afektif, dan psikomotor)
  • Jika gaya mengajar guru = gaya belajar siswa, maka pembelajaran akan efektif dalam suasana menyenangkan.
  • Memberikan pelajaran praktek ibadah, bahasa Inggris, life skill sebagai muatan lokal.
  • Memulai kegiatan pembelajaran pada jam 07.15 – 14.14 (Senin sampai Kamis) jam 07.15 – 11.00 (Jumat – Sabtu.
B. Ekstra Kulikuler 
  • Keagamaan, yaitu sholat Dhuhur berjamaah, hafalan ayat al Quran, pesantren Ramadhan, Dzikir al Ma’tsurat, Halaqoh for Kids dll
  • Kunjungan edukatif, renang, out bond junior, bakti sosial, fun cooking, english conversation, life skill (berkebun, kerajinan tangan, dll)
C. Penunjang Kurikulum

  • Muroja’ah al Quran, wirid dan dzikir setiap Dhuhur dan doa-doa setiap pagi sebelum masuk kelas, morning motivation, Upacara setiap hari Senin.
  • Peringatan hari besar Islam dan hari besar nasional.
  • Infaq di hari Jum’at, serta market day untuk memberikan kemampuan dasar dan pengalaman berwirausaha.
  • Layanan kesehatan program imunisasi dan pemeriksaan berkala, bekerjasama dengan puskesmas setempat.
  • Gelar prestasi dan penyelenggaraan pentas seni serta tasyakuran wisuda lulus jilid tahsin dan hafidz Qur’an juz 30.
Kegiatan assembly  dan market day sebagai puncak tema diadakan setiap akhir semester.
n
n
 
Powered by Blogger